Header Ads

Hidayat: Jakarta Butuh 76 Juta Lubang Biopori Baru untuk Cegah Banjir

JAKARTA (21/4) - Banyaknya bangunan tinggi dan gedung bertingkat di wilayah Jakarta menyebabkan ketersediaan air tanah untuk warga semakin menyusut.Minimnya ketersediaan air tanah ini mendapat perhatian khusus dari kandidat Gubernur DKI Jakarta yang diusung PKS, Hidayat Nurwahid.

“Kurangnya sumber resapan air yang datang dari hulu dan permukaan tanah, karena permukaan tanah yang sudah ditutup dengan beton, membuat air hujan maupun air buangan tidak lagi kembali ke dalam tanah, tapi mengalir ke kali dan seterusnya ke laut. Sehingga rongga yang kosong ini diisi oleh air yang datang dari laut di bawah permukaan tanah,” ujar Hidayat di sela-sela Peringatan Hari Bumi di Jalan Teluk Betung Ujung, Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (21/4/2012).

Dalam acara itu, Hidayat juga akan membuat sejumlah lubang biopori di halaman rumah warga di kawasan tersebut.

Mantan ketua MPR ini menjelaskan intrusi air laut di permukaan Jakarta sekarang ini sudah mencapai 3 kilometer ke daratan. Sedangkan intrusi air laut di bagian tanah dalam sudah lebih 10 kilometer ke daratan.

Tentu saja, kata dia, kondisi ini terjadi karena pengambilan air tanah di Jakarta saat ini mencapai 252, 6 juta meter kubik per tahun. Padahal, ambang batasnya hanya 186 juta meter kubik per tahun. Jadi ada defisit sekitar 66,65 juta meter kubik.

“Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah membuat lubang resapan biopori sebagai resapan air hujan. Ini sangat dibutuhkan warga Jakarta untuk menampung air hujan,” tuturnya.

Dengan membuat biopori, lanjut mantan Presiden PKS ini, air tidak langsung mengalir ke sungai dan laut,  tetapi dapat mengisi rongga atau pori-pori tanah yang airnya tersedot untuk kebutuhan sehari-hari. Sehingga dapat meningkatkan daya resapan air, mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca,  dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.

“Sedikitnya, Jakarta membutuhkan 76 juta lubang resapan biopori (LRB) sebagai upaya pencegahan banjir dan untuk menyimpan air pada musim kemarau. Kebutuhan ini jauh lebih besar dari yang sedang ditargetkan Pemprov saat ini yakni sebanyak 5 juta lubang. Jika ini terpenuhi, genangan air di wilayah DKI Jakarta dapat diminimalisasi. Dan sampah organik juga bisa tereduksi hingga 30 persen,” pungkas Hidayat.



sumber : TKP

No comments

Powered by Blogger.