Ushulul Isyrin (Dua Puluh Prinsip) Imam as-Syahid Hasan al-Banna (Bagian 1)*
Pada prinsipnya saya akan mengulas tentang Ushul
Isyrin terkait dengan maknanya, hukum dan dali-dalil yang terkandung dalam 20
prinsip yang diajarkan oleh Imam as-Syahid Hasan al-Banna dalam bukunya Risalah
Pergerakan Ikhwanul Muslimin (Majmu'ah Rasail). Namun tulisan pada bagian pertama ini saya akan
membahas dahulu tentang pentingnya kita membahas Ushul Isyrin dan seperti apa
kandungan di dalamnya.
Pertanyaan yang akan kita jawab dahulu adalah
dimanakah kita mendapatkan Ushulul Isyrin ini?
Pertama, kita bisa mendapatkan ini dalam
"Risalah al-Ta'lim" dalam Majmu'ah Rasail.
Risalah al-Ta'lim ini terdiri dari:
1. Muqaddimah
2. Isi
3. Penutup
Dalam Muqaddimahnya, Imam as-Syahid Hasan al-Banna
mengatakan: "Inilah risalahku untuk ikhwah mujahidin dari kalangan
Ikhwanul Muslimin yang telah beriman kepada keluhuran dakwahnya dan kepada
validitas fikrahnya. Mereka memiliki tekad yang tulus untuk hidup bersamanya
dan mati atas namanya. Kepada mereka sajalah uraian ringkas ini kupersembahkan.
Ia bukan pelajaran-pelajaran yang harus dihafal, tetapi merupakan
petunjuk-petunjuk yang harus diamalkan."
Dari sini kita bisa mengetahui bahwa risalah ini
ditujukan kepada siapa dan bagaimana cara beraktivitas dengan pergerakan ini.
Atau dengan kata lain, bagaimana cara Ikhwanul Muslimin menjalankan risalah ini
(Ia bukan pelajaran-pelajaran yang harus dihafal, tetapi merupakan
petunjuk-petunjuk yang harus diamalkan).
Isi dari Risalah al-Ta'lim ini terdiri dari:
1. Arkan al-Bai'ah (Rukun Bai'at)
2. al-Wajibat (38 kewajiban seorang al-Akh/al-Ukh)
Sedangkan dalam penutupnya, Risalah al-Ta'lim ini
berisi tentang gambaran umum dan ringkasan Dakwah ini. tentang syiar Dakwah IM.
Ushulul Isyrin yang akan kita bahas ini terdapat
dalam bab Rukun Baiat yang merupakan bagian dari Risalah al-Ta'lim.
Terkadang dalam aktivitas pergerakan ini, kita
mendapati para aktivisnya berjatuhan dan bahkan keluar dari jamaah, nah
bagaimana cara kita melihat hal ini secara proporsional. Dimanakah letak
kesalahan kita dalam memahami rukun baiat ini? Sebelumnya, kita harus memahami
tentang hubungan dan keterkaitan antara rukun baiat yang satu dengan yang lain
sbb:
Dalam Rukun Baiat ini terdiri dari tiga bagian pokok:
Yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan antara
seorang al-akh dengan Allah SWT. Nah kita ingin memasukkan 3 rukun baiat yang
termasuk dalam kategori ini?
- al-Fahmu
- al-Ikhlas
- al-Tajarrud
Tiga rukun baiat inilah yang akan menguatkan hubungan
manusia/al-akh dengan Allah SWT.
2. Rabith Tandzimi (Hubungan kesatuan sistem)
Yang dimaksud dalam hal ini adalah hubungan antara
seorang al-akh dengan gerakan Ikhwan, dakwah dan aktivitasnya.
ada tiga rukun baiat yang akan menguatkan seseorang
dengan dakwah dan tandzimnya:
- al-Tha'ah
- al-Tsiqah
- al-Ukhuwah
3. Natijah (Produk dari rukun Baiat)
Nah, apabila kita kuat dalam dua hal diatas maka
produk rukun baiat yang akan dihasilkan adalah
- al-Amal
- al-Jihad
- al-Tadhiyyah
- al-Tsabat
Dari sini bisa kita lihat bahwa apabila dalam jamaah
atau dakwah ini kita mendapati amal/aktivitas kita yang lemah, tidak ada nilai
jihad, kurangnya pengorbanan dan ketidaktsabatan kita dalam berjamaah, maka
yakinlah dua hal di atas (Rabith Imaniy dan Rabith Tandzimi) kita sedang
"bermasalah". Begitu juga sebaliknya.
Pembagian rukun baiat:
Pentingnya urutan dalam pembagian rukun baiat.
Mengapa Imam al-Banna mendahulukan rukun al-fahmu dalam urutan pertama
dilanjutkan al-ikhlas dan al-amal?
Misalnya, Imam al-Banna mengatakan dalam rukun
al-Amal: “Yang saya maksud dengan amal (aktivitas) adalah bahwa ia merupakan
buah dari ilmu dan keikhlasan. Oleh karena itu urutan dalam rukun baiat sangat
penting.”
Kalau kita lihat dalam buku-buku literatur, ulama
lebih mendahulukan al-ikhlas daripada al-Fahmu...mengapa al-Banna berbeda? hal
ini menjadi hal yang sangat penting.
Rukun baiat yang pertama: al-Fahmu
Dalam proses perjalanan manusia, rukun al-fahmu ini
masuk dalam kategori al-ma'rifi (pemahaman) sehingga yang
menggerakkannya adalah akal manusia.
Begitu juga dengan rukun al-ikhlas, yang bersentuhan
langsung dengannya adalah hati. Dan dalam rukun al-amal, yang menggerakkannya
adalah anggota tubuh manusia itu sendiri.
sehingga imam al-Banna mengatakan bahwa tidak
dikatakan seseorang itu telah bergabung dan loyal dengan gerakan dakwah ini
apabila dia telah meyakini atas tiga rukun baiat ini secara keseluruhan.
Wallahul muwafiq ila Aqwami al-Thariq
Post a Comment